Sabtu, 30 Januari 2010





PROPOSAL KEGIATAN 2-3 Mei 2009 Kegiatan Dasa Lomba Tingkat SD se-Kota Metro dalam Rangka Peringatan Hardiknas




PROPOSAL KEGIATAN
2-3 Mei 2009
Kegiatan Dasa Lomba Tingkat SD
se-Kota Metro dalam Rangka Peringatan Hardiknas

 Lomba Cepat Tepat (LCT) antar SD se-kota Metro
 Lomba Bercerita antar SD se-kota Metro
 Lomba Baca Puisi antar SD se-kota Metro
 Lomba Menulis Tegak Bersambung antar SD se-kota Metro
 Lomba Melukis antar SD se-kota Metro
 Lomba Senam (Ayo Bersatu) antar SD se-kota Metro
 Lomba MTQ antar SD se-kota Metro
 Lomba Kaligrafi antar SD se-kota Metro
 Lomba Adzan antar SD se-kota Metro
 Pertandingan Futsal antar SD se-kota Metro
 Dimeriahkan Lomba Nasi Tumpeng antar Mahasiswa PGSD UPP Metro dan Jalan Sehat Berhadiah untuk pelajar dan umum







HIMPUNAN MAHASISWA DIVISI PGSD UPP METRO JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peringatan Hari Pendidikan Nasional mestinya menjadi momentum yang penting khususnya bagi para pelaku pendidikan di negara kita. Telah kita ketahui bahwa dunia pendidikan senantiasa berkembang seiring pesatnya kemajuan zaman hal itu tentu membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan yang juga menuntut aparat pelaku pendidikan dapat bersama-sama memahami hakikat pendidikan yang sebenarnya, yaitu memperoleh ilmu dan pengalaman belajar yang akan diimplementasikan dalam berbagai aktifitas kehidupannya kelak di kemudian hari.
Kegiatan pembelajaran bukan hanya semata-mata dilakukan dalam lingkungan sekolah, melainkan juga di luar lingkungan sekolah. Untuk itulah, selaku calon pendidik kami ingin melakukan salah satu upaya untuk memberi tambahan ilmu dan pengalaman belajar di luar lingkungan sekoah dengan mengadakan kegiatan lomba bagi siswa-siswa Sekolah Dasar, pada peringatan Hardiknas.

1.2 Tujuan Kegiatan
1. Menjalin silaturahmi antara warga PGSD UPP Metro dengan sekolah-sekolah dasar se-kota Metro.
2. Menggali potensi dan meningkatkan prestasi siswa SD se-Kota Metro.
3. Menyalurkan dan mengembangkan potensi siswa SD se-Kota Metro.
4. Menambah wawasan dan pengalaman belajar siswa SD se-Kota Metro.

1.3 Dasar Kegiatan
1. Pancasila dan UUD 1945.
2. SK Mendikbud No. 155 Tahun 1998 tentang organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi.
3. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Surat Keterangan Rektor No. 120/KPTS/R/1999 tentang pelaksanaan organisasi kemahasiswaan di Universitas Lampung.
5. MOU Rektor Univesitas Lampung dengan Wali Kota Metro tanggal 11 Februari 2007.
6. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
7. Program Kerja Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Divisi PGSD UPP Metro.


II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan
Kegiatan ini kami namakan “Kegiatan Dasa Lomba Tingkat SD se-Kota Metro Dalam Rangka Hardiknas”.

2.2 Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Melalui Dasa Lomba Peringatan Hardiknas Kita Gali Potensi dan Tingkatkan Prestasi Siswa SD Se-Kota Metro”.

2.3 Bentuk Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam perlombaan Hardiknas, yaitu:
1. Lomba Cepat Tepat (LCT)
2. Lomba Bercerita
3. Lomba Baca Puisi
4. Lomba Menulis Tegak Bersambung
5. Lomba Melukis
6. Lomba Futsal
7. Lomba Senam (Ayo Bersatu)
8. Lomba MTQ
9. Lomba Kaligrafi
10. Lomba Adzan
11. Dimeriahkan Lomba Nasi Tumpeng antar Mahasiswa PGSD UPP Metro dan Jalan Sehat Berhadiah untuk pelajar dan umum.
2.4 Waktu dan Tempat

Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu-Minggu tanggal 2 s/d 3 Mei 2009 di kampus PGSD UPP Metro Jln. Budi Utomo Margorejo Bd. 25 Metro Selatan Kota Metro.

2.5 Peserta
Peserta dalam kegiatan ini adalah siswa SD se-Kota Metro.

2.6 Susunan Kepanitiaan

Pelindung :
1. Rektor Universitas Lampung : Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M.S.
2. Dekan FKIP Universitas Lampung : Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

Penasehat :
1. Pembantu Dekan III FKIP Unila : Drs. Tontowi Amsia, M.Si.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan : Drs. Hi. Danial Achmad, M.Pd.

Pembimbing :
1. Ketua PGSD UPP Metro FKIP Unila : Drs. Sarengat, M.Pd.
2. Ka.Ur Kemahasiswaan PGSD UPP Metro : Supotro, A.Ma.Tp

Penanggung Jawab :
1. Ketua Umum HIMAJIP FKIP Unila : Idrus Afandi (0713051038)
2. Ketua HIMA PGSD UPP Metro FKIP Unila: Kisno (0613053037)

Organizing Committee:

Ketua Pelaksana : Heru Yuono (0713053032)
Wakil Ketua : Rina Heni Susanti (0703125240)
Sekretaris I : David Van A.B. (0613053016)
Sekretaris II : Revi Maryani (0713053047)
Bendahara : Meriyati (0703125128)


SEKSI-SEKSI
1. Seksi Acara
Koordinator : Teguh Prasetyo (0713053056)
Anggota : Devi Yulita Aryani (0713053016)
Sihol Marito B.R. Gultom (0713053052)
Eka Triana (0703125214)
Nova Amalia (0813053049)
Maya Santika (0713053040)
Anang Suprapto (0613053005)
Cahyadi Arino P. (0613053013)
Dona Irawan (0613053020)
Siddiq Dharmadi (0613053058)
Syahri Hasan Mulya (0613053061)
Arifin Ahmad (0613053008)
Yuni Mayuanti (0713053060)
Paiman (0613053048)
M. Saifulloh (0703125125)
Ahmad Erwan (0713053002)
Eva Afriyanti (0703125219)

2. Kesekretariatan
Koordinator : Yola Yuniantari (0703125147)
Anggota : Vinantika (0713053058)
Nia Fatmawati (0713053044)
Ririn Erianti (0813053055)
Lusi Rudiarti (0713053038)
Lia Komala Sari (0713053036)
Reni Astuti (0703125136)
Ismet (0613053034)
Siti Karomah (0713053053)
Nurhalimah (0703125132)

3. Seksi Perlengkapan
Koordinator : Ashari Pranowo (0713053008)
Anggota : Enopri Bayuni (0713053025)
Doddy Kurniawan (0713053022)
Ihsan (0703125222)
Sulimin (0703125247)
Benazir Indonant (0703125205)
Desi Natalia (0703125208)
Bangun Anjar Wanto (0713053011)
M. Zumarul Haq (0813053047)
Edo Dwi Cahyo (0813053007)
Aris Eka Rasandi (0713053006)

4. Seksi Konsumsi
Koordinator : Sumarti (0713053055)
Anggota : Aslina (0613053011)
Asih Tiyana (0813053002)
Alif Rosyidah (0813053015)
Dewi Oktasari (0613053017)
Nichken Safitri (0703125234)
Harista Dewiratri (0703125221)
Linda Oktaviani (0703125123)
Ulfa Hasanah (0613053063)
Nofi Dermawan (0703125131)
Apri Wahyudi (0703125103)
Citra Pithaloka (0813053020)

5. Seksi Humas
Koordinator : Danang Zulkurnia (0703125108)
Anggota : Into Gusman Prasetya (0613053033)
Agung Heri. P. (0613053003)
Miramto (0613053041)
Rudi Nugroho (0613053050)
Heru Setiawan (0613053031)
Eva Oktavianti (0703125220)

6. Seksi Keamanan dan Parkir
Koordinator : Jurus Setiawan (0713053034)
Anggota : Yana Amanto (0613053066)
Didik Supriyadi (0713053021)
Zahrial Yudha.P (0713053061)
Sumarningsih (0813053058)
Ni Luh Gede Wahyu S (0713053048)
Tetin Febriana (0713053061)
Ni Kadek Ekayani (0713053045)

7. Seksi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi
Koordinator : Janie Irma Suryani (0713053033)
Anggota : Fatan Adiatma (0613053028)
Reny Margaretha (0613053051)
Pratisthita P. Lestari (0813053051)
Heidy Pratiwi (0813053035)
Vinda Muryaningrum (0813053012)
Oktarina Aristiyawati (0613053047)
Arif Frediyanto (0713053005)

8. Seksi Kesehatan
Koordinator : Rhafli Kurniawan (0613053052)
Anggota : Eka Amna Dewi (0713053024)
Rika Beatris (0613053054)
Ria Susi Jumaida (0613053053)
Elda Oktaviani (0703125215)
Sulistia Ayuningtiyas (0613053060)
Danti Prameswari (0713053013)
Septi Eva Yuliana (0713053051)
Eva Kristiana (0713053024)
Ristiana (0713053049)
Maiko Sabri Martha (0813053040)
Dwi Sugito (0713053023)
Nerra Deniza (0613053043)

9. Seksi Dana dan Usaha (Danus)
Koordinator : Annisa Kurniati (0813053018)
Anggota : Isnaini Dewi Masruroh (0703125025)
Sofiatul Afrida (0703125246)
Imam Prabowo (0813053037)
Elda Restiana (0703125115)
Ni Wayan Ani Susanti (0613053046)
Mandasari Ad’ha (0813053041)
Dewi Ratnasari (0813053025)
Desi Susanti (0713053014)
Devi Nirwana Syanturi (0713053015)
Depit Ahtiar (0813053021)

10. Seksi Penerima Tamu
Koordinator : Melinda Gustriana (0613053039)
Anggota : Dewi Gunawati (0713053017)
Suci Sukmasari (0713053054)
Muhammad Erdiansyah (0713053041)
Aditiya Tri Darmawan (0613053002)
Anggun Febri Anita (0813053017)
Albert Karim (0703125202)
Sri Rahayu (0703125143)
Novita Dwi Astuti (0813053050)
Aryani Wulandari (0713053007)
Butet Marito. P (0713053010)
Uswatun Khasanah (0713053057)
Dwi Prasetia (0613053021)
Edmon Hadiansyah (0613053024)
Rizal Mustadri (0613053056)
Wahyu Setiawan (0613053064)











2.7 Jadwal Kegiatan
No. Waktu/Tanggal Acara Penanggung Jawab
1.
Sabtu, 2 Mei 2009


07.30-08.00 Pengambilan nomor peserta Si. Acara






08.00-09.30





Pembukaan
 Tilawah
 Hiburan
 Sambutan Ketua Pelaksana
 Sambutan Ketua Umum Hima
 Sambutan Ketua UPP Metro
 Sambutan Walikota Metro Si. Acara
Ahmad Subhan
Tim Tari
Heru Yuono
Kisno
Drs. Sarengat, M.Pd.
Drs. Hi. Lukman Hakim, S.H. M.M.











09.30-12.00










Pelaksanaan lomba
 Lomba Cepat Tepat (LCT)
 Lomba Bercerita
 Lomba Baca Puisi
 Lomba Menulis Tegak Bersambung
 Lomba Melukis
 Lomba Futsal
 Lomba Senam (Ayo Bersatu)
 Lomba MTQ
 Lomba Kaligrafi
 Lomba Adzan
 Lomba Tumpeng Mahasiswa
Koord. Lomba (Anang S.)
Koord. Lomba (Yuni My)
Koord. Lomba (Devi YA)
Koord. Lomba (Syahri H)
Koord. Lomba (Eka Trn.)
Koord. Lomba (Cahyadi)
Koord. Lomba (Eva Afry)
Koord. Lomba (A. Erwan)
Koord. Lomba (M Saifulloh)
Koord. Lomba (Paiman)
Koord. Lomba (Maya S.)
12.00-12.30 Ishoma.
12.30-15.00 Lanjutan Pelaksanaan Lomba Koord.-Koord. Lomba




15.00-Selesai



Penutupan
 Sambutan Ketua Pelaksana
 Pengumuman pemenang
 Doa
 Penutup
Heru Yuono
Si. Acara
Si. Acara

2. Minggu, 3 Mei 2009


06.00-06.30 Penertiban Peserta. Si.Acara
06.30-09.30 Pelaksanaan Jalan Sehat Seluruh panitia & peserta

09.30-10.00
Istirahat

10.00-12.00 Undian, Pengambilan Doorprize,dan Pembagian Hadiah Lomba-lomba Si. Acara

III. ESTIMASI ANGGARAN DANA


A. Alokasi Penggunaan Dana

1. Administrasi dan Kesekretariatan
 Pembuatan Proposal & LPJ : Rp 700.000,-
 Perbanyak dan Penjilidan Proposal & LPJ : Rp 750.000,-
 Kwitansi : Rp 50.000,-
 Alat Tulis : Rp 125.000,-
 Kupon Jalan Sehat 1650 x @ Rp 40,- : Rp 66.000,-
 Surat Menyurat dan Amplop : Rp 800.000,- +
Jumlah : Rp 2.491.000,-

2. Perlengkapan
 Sound & Diesel : Rp 1.300.000,-
 TOA & Baterai 3 x @ Rp 100.000 : Rp 300.000,-
 Name Tag (ID Card) 120 x @ Rp 2.000,- : Rp 240.000,-
 Tanda Peserta 38 x 40 x @ Rp 1.500,- : Rp 2.280.000,-
 Piagam 38 x 3 x @ Rp 5.000,- : Rp 570.000,-
 Piala Bergilir : Rp 600.000,-
 Piala Lomba Cepat Tepat (LCT) 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Bercerita 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Baca Puisi 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Menulis Tegak Bersambung 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Melukis 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Futsal 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Senam (Ayo Bersatu) 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba MTQ 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Kaligrafi 1 set (3) : Rp 300.000,-
 Piala Lomba Adzan 1 set (3) : Rp 300.000,- +
Jumlah : Rp 8.290.000,-



3. Acara
 Team Hiburan : Rp 2.000.000,-
 Juri 30 x @ Rp 100.000,- : Rp 3.000.000,-
 Door Prize Jalan Sehat
1. Sepeda Motor : Rp 12.000.000,-
2. Sepeda Gunung : Rp 1.500.000,-
3. Hand Phone : Rp 800.000,- +
Jumlah : Rp 19.300.000,-

4. Konsumsi
 Snack Dosen & Undangan 100 x Rp 5.000,- : Rp 500.000,-
 Snack Guru Pendamping 240 x @ Rp 4.000,- : Rp 960.000,-
 Snack Peserta 1640 x @ Rp 3.000,- : Rp 4.920.000,-
 Snack Panitia 120 x @ Rp 3.000,- : Rp 360.000,-
 Makan Dosen & Undangan 100 x @ Rp 10.000,- : Rp 1.000.000,-
 Makan Juri 30 x Rp 10.000,- : Rp 300.000,-
 Makan Panitia 120 x Rp 8.000,- : Rp 960.000,-
 Air Mineral 100 dus x @ Rp 13.500,- : Rp 1.350.000,-
 Air Mineral Botol 3 dus x @ Rp 25.000,- : Rp 75.000,- +
Jumlah : Rp 10.425.000,-

5. Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi
 Dekorasi Gedung : Rp 1.500.000,-
 Dokumentasi : Rp 750.000,-
 Kenang-kenangan untuk SD 40 x @ Rp 30.000,- : Rp 1.200.000,-
 Publikasi : Rp 600.000,- +
Jumlah : Rp. 4.050.000,-

6. Keamanan dan Ketertiban
 Keamanan dan Ketertiban Jalan Sehat : Rp 600.000,-
 Keamanan dan Ketertiban Lomba : Rp 300.000,- +
Jumlah : Rp 900.000,-


7. Kesehatan
 P3K : Rp 495.000,-

8. Humas dan Transportasi : Rp 600.000,-

Rekapitulasi Alokasi Penggunaan Dana
1. Administrasi dan Kesekretariatan : Rp 2.491.000,-
2. Perlengkapan : Rp 8.290.000,-
3. Acara : Rp 19.300.000,-
4. Konsumsi : Rp 10.425.000,-
5. Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi : Rp 4.050.000,-
6. Keamanan dan Ketertiban : Rp 900.000,-
7. Kesehatan : Rp 495.000,-
8. Humas dan Transportasi : Rp 600.000,- +
Total Pengeluaran : Rp 46.551.000,-

B. Pemasukan

1. Kas HMJ PGSD UPP Metro : Rp 1.000.000,-
2. Dana Kemahasiswaan : Rp 4.950.000,-
3. Pendaftaran 40 x @ Rp 300.000,- : Rp 12.000.000,- +
Jumlah : Rp 17.950.000,-

SUMBER PEMASUKAN:
Kas HMJ PSD UPP Metro Rp 1.000.000,-
Dana Kemahasiswaan Rp 4.950.000,-
Registrasi SD 40 x @ Rp. 280.000,- Rp 12.000.000,-
Pemerintah Provinsi Lampung
Pemerintah Kota Metro
Polres Metro
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung
Dinas Pendidikan Kota Metro
PT. Gunung Madu Plantation
PT. Kalbefarma
PT. Kimia Farma
Konveksi dan Percetakan Mubarok
Percetakan Mitra
BANK BTN
BANK Muamalat Cab. Metro
BANK EKA Cab. Metro
BANK BRI Cab. Metro
BANK BNI Cab. Metro
BANK BCA Cab. Metro
Math Magic School
Bimbel Al-Qolam
Bimbel Nurul Fikri
Anugrah Medical Center (AMC)
Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Metro
Bimbel Primagama
Dan Perusahaan-perusahaan lain di Kota Metro

C. Neraca Anggaran Dana
A. Pemasukan : Rp 17.950.000,-
B. Alokasi Penggunaan Dana : Rp 46.551.000,- - Total - Rp 28.601.000,-







IV. PENUTUP

4.1 Uraian Penutup
Demikian proposal ini kami buat sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan yang akan dilasanakan. Untuk semua pihak yang memberikan dukungan, bantuan dan partisipasi, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua, sehingga acara ini dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan tanpa ada yang merintangi, amin.


4.2 Lembar Pengesahan
1. Judul Kegiatan : Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Melalui Dasa Lomba Tingkat SD se-Kota Metro.
2. Ketua Pelaksana
a. Nama : Heru Yuono
b. NPM : 0713053032
c. Lembaga : Himajip
d. Fakultas : KIP
3. Biaya Kegiatan
a. Dana Kemahasiswaan Rp 4.950.000,-
b. Kas Hima Divisi PGSD UPP Metro Rp 1.000.000,-
c. Total Kontribusi peserta Rp 12.000.000,-
d. Sponsorship Rp 28.601.000,-
Total Rp 46.551.000,-
4. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 hari
5. Waktu Pelaksanaan : Sabtu-Minggu, 2-3 Mei 2009

Hormat Kami,
Ketua Umum HIMAJIP,




Idrus Afandi
NPM 0713051038
Ketua Pelaksana,




Heru Yuono
NPM 0713053032
Menyetujui,
Ketua DPM
FKIP Unila,



Irwan Jauri
NPM 0513041029 Gubernur BEM
FKIP Unila,



Antomi Saregar
NPM 0513022017

Mengetahui,
a.n. Dekan
Pembantu Dekan III
FKIP Unila,



Drs. Hi. Tontowi Amsia, M.Si.
NIP 131680810 Ketua Jurusan IP
FKIP Unila,




Drs. Danial Achmad, M.Pd.
NIP 1312284972
KRITERIA SPONSOR

Bentuk partisipasi yang kami tawarkan adalah sebagai sponsor tunggal, sponsor khusus, sponsor biasa, dan donatur. Penjelasan masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:

A. Sponsor Tunggal
Jika perusahaan atau instansi Bapak/Ibu bersedia menyertai kami sebagai sponsor tunggal dan memenuhi anggaran biaya penyelenggaraan selain dari dana kemahasiswaan dan kontribusi peserta. Dana disediakan dalam bentuk uang tunai dan dikukuhkan dalam bentuk penyajian tertulis, yang tidak dapat lagi diubah tanpa persetujuan kedua belah pihak.
Adapun bentuk kontraprestasi yang kami berikan adalah:
1. Nama logo perusahaan /Instansi akan dipromosikan pada seluruh kegiatan publikasi acara, yaitu:
a) ID-Card panitia dan peserta
b) Seluruh spanduk rentang yang dipasang di sekitar Lingkungan PGSD UPP Metro.
c) Sertifikat panitia dan peserta
d) Pamflet
2. Perusahaan /instansi yang menjadi sponsor tunggal akan ditempatkan sebagai satu-satunya background pada dekorasi acara ceremonial.
3. Perusahaan/instansi yang menjadi sponsor tunggal memonopoli semua jenis publikasi dan tidak akan ada masukan publikasi sponsor lain.

B. Sponsor Khusus
Sponsor khusus adalah sponsor yang memenuhi 50% dari biaya penyelenggaraan, dan perusahaan /instansi Bapak/Ibu berhak atas ruang promosi (berasal dari perusahaan /instansi saudara) sebagai berikut :
1. ID Card Panitia dan Peserta
2. Nama dan logo perusahaan / instansi Bapak/ Ibu akan dipromosikan pada perangkat yang disediakan pihak sponsor
3. Perusahaan/instansi tidak memonopoli semua jenis kegiatan publikasi dan ada masukan dari sponsor lain.

C. Sponsor Biasa
Sponsor biasa adalah pihak yang menyediakan perangkat-perangkat publikasi dan atau perangkat lainnya yang dibutuhkan untuk kelangsungan acara ini. Adapun bentuk kontraprestasi yang diberikan adaah:
1. Nama dan logo perusahaan / instansi akan dipromosikan pada perangkat yang disediakan oleh pihak sponsor
2. Perusahaan /instansi tidak memonopoli segala jenis publikasi.

D. Donatur
Donatur adalah simpatisan yang memberikan dana secara sukarela tanpa menghendaki sarana-sarana promosi yang disediakan panitia pelaksana kegiatan. Apabila ada hal-hal yang menyangkut kerjasama lanjutan, maka dapat dibicarakan secara langsung.

MAKALAH MICRO TEACHING





MAKALAH

MICRO TEACHING


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Micro Teaching 2 SKS
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Yulina H

Oleh :

K I S N O




Semester VII B














PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Micro Teaching.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang Micro Teaching, Silabus, Metode Pembelajaran, Pembelajaran Kelompok, PAIKEM dan Assesment, yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca tentang arti, penjelasan dan penerapannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang konstruktif selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.



Metro, 06 oktober 2009
Hormat Kami,




Penyusun

1. MICRO TEACHING

Latar belakang
Profesionalisme Murobbi ditandai oleh cara dan hasil memberikan taujih. Dalam keseharian memberikan taujih perlu dibekali pengetahuan, sikap serta ketrampilan tertentu. Upaya kearah tersebut bisa ditempuh salah satunya dengan cara mengoptimalkan kegiatan micro teaching.

Pengertian
Micro berarti kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik atau menajar. Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan. Apa yang dikecilkan atau disederhanakan, yaitu :
ü Jumlah siswa 5-6 orang
ü Waktu mengajar 5 – 10 menit
ü Bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang sederhana
ü Ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus saja.
Unsur micro merupakan ciri utamanya dan berusaha untuk meyederhanakan secara sistimatis keseluruhan proses mengajar yang ada. Usaha simplikasi ini didasari oleh asumsi bahwa : “sebelum kita dapat mengerti, dapat belajar dan dapat melaksanakan kegiatan mengajar yang komplek, kita harus menguasai dulu komponen-komponen dari keseluruhan kegiatan yang ada.” Maka dengan memperkecil murid, menyingkat waktu, mempersempit saran-saran serta membatasi ketrampilan, perhataian dapat sepenuhnya diarahkan pada pembinaan penyempurnaan ketrampilan khusus yang sedang dipelajari

Urgensi Micro Teaching
Micro Teaching dapat digunakan dalam :
ü Pendidikan pre service, yaitu bagi calon guru:
1. Sebagai persiapan calon guru sebelum benar-benar mengajar di depan kelas.
2. Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru.
ü Pendidikan in service, yaitu bagi guru atau penilik.
1. Untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar rutin, supaya menemukan dan mengetahui kelemahan-kelemahannya sendiri dan berusaha memperbaikinya.
2. Untuk meningaktkan kemampuan supervisor supaya ia tahu apakah bimbingan, nasihat dan saran-saranya benar-benar efektif dalam membantu peningkatan guru-gurunya.
3. Untuk percobaan melaksanakan metode baru, sebelum metode itu dilaksanakan dalam pembelajaran yang sebenarnya.

Tujuan operasional Micro Teaching
1. Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai orang lain.
2. Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
3. Menanamkan rasa percaya pada diri dan bersifat terbuka dengan kritik orang lain
4. Mengembangkan sikap kritis murobbi.
5. Menanamkan kesadaran akan nilai ketrampilan mngajar dan komponen-komponenya.
6. Mengenal kelemahan-kelemahan dan keliruan –keliruan dalam penampilan ketrampilan mengajar dan tahu penampilan yang baik.
7. Dengan menggunakan video Tape recorder maka :
8. Memberi kesempatan guru untuk melihat dan mendengar dirinya sendiri.
9. Memberi kesempatan untuk mengikuti kembali kritik dan diskusi caranya mengajar berulangkali.
10. Memungkinkan untuk membuat model cara mengjar.
11. Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses belajar dan tidak tentu waktunya.
12.Merupakan medan untuk mencobakan sistem atau metode baru untuk diteliti sebelum dikembangkan.
13. Memberi kesempatan pendekatan analistis mengenai ketrampilan dan strategi mengajar.

Materi Kegiatan (program Kegiatan)
Yang dimaksud materi disini adalah ketrampilan yang akan dilatih melalui penampilan dalam micro teaching.
Ada sepuluh ketrampilan khusus yang dapat dilatih dalam micro teaching yang kesemuanya itu merupakan dalam sebuah proses belajar mengajar.
Keteampilan khusus itu meliputi:
 Ketrampilan membuka pelajaran
 Keteampilan memberi motivasi
 Ketrampilan bertanya
 Ketrampilan menerangkan
 Ketrampilan mendayagunakan media
 Ketrampilan menggunakan metode yang tepat
 Ketrampilan mengadakan interaksi
 Ketrampilan penampilan verbal dan non verbal
 Ketrampilan penjajagan/assesment.
 Ketrampilan menutup pelajaran.

Aspek-aspek keterampilan yang harus ditampilkan sebagai berikut :
a. Keterampilan membuka pelajaran
 Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa
 Memulai pelajaran setelah nampak siswa siap belajar.
 Cara mengenalkan pelajaran cukup menarik.
 Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui oleh siswa (apersepsi).
 Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran nampak jelas dan logis.
b. Keterampilan memberi motivasi
 Mengucapkan ‘baik”, bagus, ya, bila siswa menjawab/ mengajukan pertanyaan
 Ada perubahan sikap non verbal positif pada saat menenggapi pertanyaan/ jawaban siswa.
 Memuji dan memberi dorongan dengan senyum, anggukan atas partisipasi siswa.
 Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar.
 Memberi pengarahan sederhana dan pancingan, agar siswa memberi jawaban yang benar.

c. Keterampilan bertanya
 Pertanyaan guru sebagian besar telah cukup jelas
 Pertanyaan guru sebagian besar jelas kaitanya dengan masalah.
 Pertanyaan ditunjukan keseluruhan kelas lebih dahulu, baru menunjuk
 Guru menggunakan teknik -pause- dalam menyampaikan pertanyaan
 Pertanyaan didistribusikan secara merata diantara para siswa.
 Teknik menunjuk yang memungkinkan seluruh siswa siap.
d. Keterampilan menerangkan
 Keterangan guru berfokus pada inti pelajaran
 Keterangan guru menarik perhatian siswa
 Keterangan guru mudah ditangkap(dicerna) oleh siswa.
 Penggunaan contoh, ilustrasi, analogi, dan semacamnya menarik perharian siswa.
 Guru memperhatikan dengan sungguh-sungguh respon siswa yang berupa pertanyaan, reaksi, usul dan semacamnya.
 Guru menjelaskan respon siswa, sehingga siswa menjadi jelas dan mengerti.
e. Keterampilan mendayagunakan media
 Pemilihan media sesuai dengan PBM yang diprogramkan
 Teknik mengkomunikasikan media tepat.
 Organisasi mengkomunikasikan media menunjang PBM.
 Guru trampil menggunakan media.
f. Keterampilan menggunakan metode yang tepat
 Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan pengajaran.
 Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi pelajaran dan situasi kelas.
 Dalam menggunakan metode telah memenuhi / mengikuti sistematika metode tersebut
 Alat yang dapat menunjang kelancaran penggunaan metode tersebut telah disiapkan.
 Menguasai dalam penggunaan metode tersebut.
 Aspek mengadakan interaksi
 Ada keseimbangan antara jumlah kegiatan guru (aksi) dengan kegiatan siswa (reaksi) selama proses belajar mengajar.
 Ada pengaruh langsung yang berupa :
" Informasi
" Pengarahan
" Menyalahkan atau membenarkan adalah cukup komunikatif
 Nampak ada partisipasi dari siswa yang berupa :
" Mendengarkan
" Mengamati
" Menjawab
" Bertanya
" Mencoba
g. Keterampilan penampilan verbal non verbal
 Gerakan guru wajar dan bertujuan.
 Gerakan guru bebas
 Isyarat guru menggunakan tangan, badan, dan wajah cukup bervariasi
 Suara guru cukup bervariasi, lemah dan keras.
 Ada pemusatan perhatian dari pihak siswa.
 Pengertian indera melihat dan mendengar berjalan dengan wajar.
h. Keterampilan penjajagan/assesment
 Menaruh perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan.
 Adanya kesepakatan guru terhadap tanda siswa yang mengalami salah pengertian
 Melakukan penjajagan kepada siswa tentang pelajaran yang telah diterimanya
 Mencari/melakukan apa yang menjadi sumber terjadinya kesulitan.
 Melakukan kegiatan untuk mengatasi/menunjukan kesulitan siswa.
i. Keterampilan menutup pelajaran
 Dapat menyimpulkan pelajaran dengan tepat.
 Dapat menggunakan kata-kata yang dapat membesarkan hati siswa
 Dapat menimbulkan perasaan mampu ( sense of achievment) dari pelajaran yang diproleh.
 Dapat mendorong siswa tertarik pada pelajaran yang telah diterima.


Persiapan Penyelenggaraan
Dalam mempersiapkan penyelenggaraan micro teaching kita harus menetapkan.
 Waktu / bilamana diadakan micro teaching
 Tempat, dimana kapan diguanakan, pelaksanaan micro teaching
 Personalia dalam micro teaching (calon yang praktek, peserta didik/siswa guru, orang yang akan mengadakan observasi dan penilaian, ahli teknik alat rekaman)
 Pola micro teaching yang akan digunakan dan dikembangkan.
 Rencana kegiatan dan prosedur kegiatan micro teaching
 Sarana dan prasarana.
 Follow up.
Dalam follow up ditentukan kapan mengajar dikelas yang sebenarnya atau melaksanakan tugas profesional guru.

II. SILABUS
A. PANDUAN PENYUSUNAN SILABUS
I. PENDAHULUAN
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabus ini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Dengan demikian pengembangan silabus ini minimal harus mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut: kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik, bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut, dan bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu. Silabus ini akan sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, juga menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Dengan berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.
II. KOMPONEN SILABUS
Menurut para ahli pembuat kurikulum, terdapat banyak macam komponen silabus yang tersusun dalam suatu matrik silabus. Hal inilah yang harus dicermati dan dipilih oleh suatu institusi dalam mengelompokkan komponen-komponen tersebut. Setiap institusi berdasarkan kriteria atau standar yang diacu dapat menentukan sendiri komponen apa yang dipilih dan disusun pada matrik dalam menyusun silabus suatu mata kuliah. Pada prinsipnya semakin rinci silabus akan semakin memudahkan pengajar dalam menjabarkannya ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun komponen silabus suatu mata kulian, tersebut di bawah ini.
1. Identitas Mata Kuliah
Identitas mata kuliah dapat meliputi: nama mata kuliah atau blok mata kuliah, kode mata kuliah, bobot mata kuliah, semester , dan mata kuliah prasyarat jika ada.
2. Standar Kompetensi (SK)
Standar Kompetensi adalah seperangkat kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar materi pokok tertentu dalam satuan Pendidikan, merupakan kompetensi bidang pengembangan dan materi pokok per satuan pendidikan per satu kelas yang harus dicapai peserta didik selama satu semester.
3. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah rincian kompetensi dalam setiap aspek materi pokok yang harus dilatihkan kepada peserta didik sehingga kompetensi dapat diukur dan diamati. Kompetensi Dasar sebaiknya selalu dilakukan perbaikan dan pengayaan guna memenuhi keinginan pasar.
4. Indikator
Indikator merupakan wujud dari KD yang lebih spesifik, yang merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar yang telah dilalui. Bila serangkaian indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah dapat dicapai peserta didik, berarti target KD tersebut sudah terpenuhi.
5. Pengalaman belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dikembangkan untuk mencapai KD melalui strategi pembelajaran.
Dengan melakukan pengalaman belajar yang tepat mahasiswa diharapkan dapat mencapai dan mempunyai kemampuan kognitif, psikomorik, dan afektif yang sekaligus telah mengintegrasikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karenanya yang membedakan antara perguruan tinggi satu dengan yang lain tercermin pada perbedaan pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa.
6. Materi pokok
Bagian struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian, konsep, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan.
7. Waktu
Merupakan lama waktu dalam menit yang dibutuhkan peserta didik mampu menguasi KD yang telah ditetapkan.
8. Sumber pustaka
Sumber pustaka adalah kumpulan dari referensi yang dirujuk atau yang dianjurkan, sebagai sumber informasi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
9. Penilaian
Penilaian ini berarti serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan informasi; dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan. Dengan adanya berbagai rumusan komponen silabus mata kuliah, maka Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret (LPP UNS) berupaya dan berusaha untuk dapat menyusun matrik silabus mata kuliah atau blok mata kuliah dengan komponen-komponen silabus yang tersusun dalam suatu format seperti terlampir dalam panduan ini.
III. CARA PENYUSUNAN SILABUS
Adapun langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam penyusunan silabus suatu mata kuliah atau blok mata kuliah, sebagai berikut:
1. Identifikasi Mata Kuliah atau Blok Mata Kuliah
Tuliskan identitas Program studi, nama mata kuliah atau blok mata kuliah, kode mata kuliah, bobot SKS, semester, dan mata kuliah prasyarat bila ada (bersumber pada kurikulum yang sudah ada).
2. Perumusan Standar Kompetensi (SK)
Rumuskan Standar Kompetensi (SK) dari setiap mata kuliah yang didasarkan pada tujuan akhir dari mata kuliah tersebut. Tuliskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat pada lampiran daftar kata kerja operasional).
3. Perumusan Kompetensi Dasar (KD)
a. Jabarkan SK yang telah dirumuskan menjadi beberapa KD untuk memudahkan pencapaian dan pengukukurannya. Tuliskan dengan kata kerja operasional seperti pada SK yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bila perlu gunakan kata kerja yang paling tinggi tingkatannya dalam ranah yang terkait.
b. Bilamana perlu dan masih dianggap relevan, dapat menambahkan beberapa KD lagi.
4. Perumusan Indikator
Tuliskan indikator dengan kata kerja operasional, yang merupakan penjabaran dari KD. Kata kerja operasional pada rumusan indikator dapat dirinci sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan dapat ditulis secara terpisah antara aspek Mkognitif, afektif, dan psikomotorik. Perlu diketahui bahwa sangatlah mungkin untuk mencapai satu KD dapat dicapai dengan beberapa indikator.
5. Penentuan Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok/sub pokok bahasan, merupakan materi bahan ajar yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai KD yang telah ditentukan dengan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Prinsip relevansi, artinya ada kesesuaian antara uraian materi pokok dengan KD yang ingin dicapai.
b. Prinsip konsistensi, artinya ada keajegan antara materi pokok dan uraian materi pokok dengan KD dan SK.
c. Prinsip edukasi, artinya adanya kecukupan materi yang diberikan untuk mencapai KD. Keseluruhan materi pokok yang dijabarkan dari setiap KD, perlu dibuat bagan alur agar runtut dan sistematis dalam pembelajaran.
6. Pemilihan Pengalaman Belajar
Tuliskan pengalaman belajar dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur dengan mudah. Pengalaman belajar merupakan rangkaian kegiatanyang harus dilakukan mahasiswa secara berurutan untuk mencapai KD.
a. Sebaiknya penentuan urutan langkah pembelajaran diperhatikan, terlebih untuk materi bahasan yang memerlukan prasyarat tertentu.
b. Sebaiknya urutan langkah pembelajaran disusun berdasarkan pendekatan
yang bersifat spiral, dari mudah ke yang lebih sukar, dari kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, dan sebaiknya urutan pembelajarannya terstruktur.
c. Sebaiknya rumusan pengalaman belajar memberi inspirasi terhadap metode pembelajaran atau metode mengajar.
7. Alokasi Waktu
Tuliskan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu KD, dengan mempertimbangkan: tingkat kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi
penggunaan materi, tingkat pentingnya materi yang dipelajari, serta cara penyampaian materi (meliputi kegiatan Tatap muka (T), Praktek (P), Lapangan/ Klinis ( L/K ) dengan ketentuan: T : P : L/K = 1 : 2 : 3). Artinya bobot 1 SKS apabila dilakukan dengan tatap muka dilaksanakan den 160’, untuk Praktek diperlukan waktu 2x 60’, dan bila melalui lapangan/klinis
(L/K) perlu waktu 3x 60’.
8. Sumber/Bahan/Alat
Buatlah analisis kebutuhan terhadap sumber pembelajaran, alat dan bahan yang akan digunakan (didasarkan pada relevansi, konsistensi, dan edukuasi). Penulisan sumber pustaka berdasarkan kaidah atau aturan yang telah diakui secara umum. Adapun yang dimaksud: a) sumber adalah buku-buku rujukan atau referensi berupa buku teks, jurnal, laporan penelitian atau bahan ajar lainnya; b) alat dan bahan adalah peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik agar SK, KD, indikator-indikator, dan engalaman belajar yang telah direncanakan dapat berhasil dicapa (didasarkan pada 3E: Ekonomis, Efisien, dan Efektif).
9. Penilaian
Tentukan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mencapai KD. Sebaiknyapenyusunan alat penilaian didasarkan pada indikator indikator yang telah dirumuskan, sehingga alat penilaian tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat penilaian dapat berupa tes lisan atau tertulis,
chek list, tagihan yang dapat berupa laporan, resume materi dan lain-lain.




III. Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Santyasa mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Winataputra (1992:39) model GI atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.
Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Menurut Winataputra (1992:63) sifat demokrasi dalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar. Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggung jawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang dipergunakan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk melakukan proses pemecahan masalah kelompok.Ibrahim, dkk. (2000:23) menyatakan dalam kooperatif tipe GI guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa. Slavin (dalam Asthika, 2005:24) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pengelompokan (Grouping)
Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
Misalnya:
1) Dalam sub pokok bahasan turunan fungsi aljabar, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi seperti: (a) Bila y = c maka y’= 0 (c konstanta), (b) Bila y = ax maka y’ = a (a konstanta), dan (c) Bila y = axn maka y’ = a.n.xn-1 (a dan n konstanta)
2) Setelah penyampaian topik bahasan yang akan diinvestigasi: (a) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.
2) Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: (1) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka belajar? (3) Siapa dan melakukan apa? (4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Misalnya pada topik Bahasan, Bila y = c maka y’= 0 dimana c konstanta, pada tahap ini: 1) siswa belajar tentang turunan fungsi yang nilainya konstan, 2) siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi, 3) siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas, dan (4) siswa belajar untuk mengetahui sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan.
3) Tahap Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat. Misalnya: 1) siswa menemukan cara-cara pembuktian sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan, 2) siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumuplan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan 3) siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.
4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: 1) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
Misalnya: 1) siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0 jadi rumus yang diberikan terbukti, 2) siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0 yang dibuktikan dengan definisi turunan dan limit fungsi, 3) siswa membagi tugas sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.
5) Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: (1) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, (3) pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. Misalnya: 1) siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan, 2) siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan, 3) siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.
6) Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Misalnya: 1) siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan, 2) siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.

IV. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Mengawali tulisan ini, saya ingin memberikan beberapa pemikiran dalam rangka upaya untuk mengembangkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran. Pokok-pokok pikiran ini merupakan bagian dari visi dan misi sekolah.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.
Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar. Hal ini relevan dengan tingkat perkembangan intelektual usia sekolah dasar (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkret (Piaget, dalam Wilis:154). Hal senada dikatakan Margaretha S.Y., (2002) bahwa kecenderungan siswa sekolah dasar yang senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.
Penulis terilhami menuangkan tulisan ini dengan maksud untuk dikembangkan menjadi visi misi sekolah sebagai prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat menjadi bahan masukan bagi para guru untuk menengok lingkungan sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model pendekatan ini pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat mencetak siswa yang cerdas dan cinta lingkungan.
Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka harus bertindak secara lokal. Artinya, setiap orang/siswa perlu belajar apa pun, bahkan mencari hikmah dari berbagai macam pengalaman bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, namun pengetahuan tentang pengalaman bangsa-bangsa lain tersebut dijadikan sebagai pembelajaran dalam tindakan di lingkungan secara lokal. Dengan cara kerja seperti itu, kita tidak perlu melakukan trial and error yang berkepanjangan, melainkan kita belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain, sementara kita sekadar meneruskan kerja dari paradigma yang benar.
Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Katakanlah belajar ilmu sosial atau belajar ekonomi, maka lingkungan sosial dan ekonomi sekitar dapat menjadi laboratorium alam. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari melakukan pemberdayaan (empowering) terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, sementara si pembelajar dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik dan efisien. Mohamad Yunus, penerima Nobel asal Bangladesh adalah orang yang banyak belajar berbasis lingkungan untuk mengembangkan ekonomi. Dengan mendirikan Grameen Bank, dia belajar sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Dasar Pemikiran
Pembelajaran dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Mengembangkan kreativitas peserta didik
3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM)
5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna
6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah
Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
• Percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi
• Menulis laporan/cerita/puisi
• Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam. Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
• Gambar
• Studi kasus
• Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan Siswa:
• Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri.
• Menulis laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan Melalui:
• Diskusi
• Lebih banyak pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa •Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
•Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
•Siswa diberi tugas perbaikan atau pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. •Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
•Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus-menerus •Guru memantau kerja siswa.
•Guru memberikan umpan balik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

VI.Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

V. Classroom Assesment atau Authentic Assesment

Saat ini kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu model kurikulum yang sedang dikembangkan di negara kita. Kurikulum berbasis kompetensi berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Salah satu perbedaannya adalah dalam proses penilaian. Pada kurikulum lama penilaian didasarkan atas pertanyaan apa tujuan pembelajaran? Pokok bahasan/sub pokok bahasan apa yang disajikan? Materi apa yang akan diujikan? Dan bagaimana bentuk soalnya? Penilaian lebih menekankan pada penguasaan materi bukan pada kompetensi. Sebaliknya penilaian berbasis kompetensi mengikuti langkah berikut. Kompetensi apa yang akan diujikan? Aspek kemampuan apa yang akan diukur (kognitif, psikomotor atau afektif/value)? Materi apa yang dipilih sebagai bahan ujian? Serta teknik penilaian apa yang digunakan (tes atau non-tes)?Konsekuensi dari langkah-langkah pada penilaian berbasis kompetensi diperlukan sistem penilaian yang berkelanjutan, dimana penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan mencerminkan masalah dunia nyata dan bersifat holistic atau menyeluruh. Di samping itu diperlukan juga berbagai jenis ukuran serta metode dan criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. Untuk itu pemerintah melalui Depdiknas dan BNSP memberikan pedoman sistem penilaian yang dianggap baru khususnya bagi guru dan masyarakat umumnya. Sistem penilaian yang dikembangkan saat ini disebut sistem penilaian kelas.
Di saat yang sama muncul istilah baru yaitu sistem penilaian authentic atau otentik. Munculnya dua sistem penilaian yang sedang disosialisasikan saat ini secara jujur membuat penulis bingung. Setelah penulis mencari informasi dari beberapa sumber, khususnya dari internet, maka dalam tulisan ini penulis ingin memberikan sedikit pengalaman dan mencoba untuk memberikan penjelasan sesuai dengan pemahaman penulis mengenai sistem penilaian mana yang dipakai dalam kurikulum berbasis kompetensi, penilaian kelas atau penilaian otentik atau mungkin kedua-duanya.
A. Penilaian Kelas (Classroom Assesment)
Penilaian kelas atau classroom assessment dan penilaian otentik atau authentic assessment merupakan dua teori penilaian yang berbeda dalam hal fungsi dan teknik penilaian. Penilaian otentik merupakan sistem penilaian yang mengevaluasi apa yang telah dipelajari oleh peserta didik dan menguji keseluruhan kemampuannya. Penilaian lebih ditekankan pada masalah dunia nyata sehingga peserta didik dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan masalah. Sebaliknya teknik penilaian kelas merupakan serangkaian alat dan latihan yang didesain untuk memberikan informasi yang akurat pada guru tentang kualitas belajar siswa. Informasi yang diperoleh tidak digunakan untuk memberikan nilai atau sebagai bahan evaluasi guru tentang siswa. Sebaliknya lebih banyak digunakan untuk memfasilitasi dialog antara siswa dengan guru tentang kualitas proses belajar serta bagaimana upaya meningkatkannya. Penilaian kelas lebih banyak menjawab pertanyaan sejauh mana siswa belajar? Dan seberapa efektif guru mengajar? Sehingga penilaian kelas sering disebut juga sebagai penelitian kelas atau penelitian tindakan kelas.
Lee Haugen (1999) menjelaskan bahwa teknik penilaian kelas merupakan metoda evaluasi formatif yang memberikan dua tujuan. Pertama, membantu guru untuk menilai tingkat pemahaman siswa tentang materi. Kedua, memberikan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan isi materi pembelajaran, metoda mengajar, dan terutama adalah proses belajar siswa. Evaluasi formatif sangat efektif jika dilakukan. Beberapa keuntungan atau pengaruh yang dapat dihasilkan bagi guru dan siswa bila penilaian kelas sering dilakukan adalah:Untuk guru- Memberikan masukan setiap hari dan dapat diaplikasikan segera- Memberikan informasi yang bermanfaat tentang apa yang telah dipelajari siswa t anpa harus menyediakan waktu untuk mempersiapkan tes atau membaca- Memberikan kesempatan untuk mengetahui miskonsepsi siswa atau ketidakpahaman siswa- Membantu untuk menemukan hubungan kerja yang baik dengan siswa dan mendorong siswa untuk memahami bahwa belajar mengajar merupakan proses yang terus-menerus dan memerlukan partisipasi serius.Untuk Siswa- Membantu mengembangkan penilaian diri dan keterampilan mengelola proses belajar- Mengurangi perasaan terisolasi dan tidak mampu, khususnya di dalam kelas yang besar- Meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk berpikir kritis tentang materi yang dipelajari- Membantu menemukan suatu sikap yang menimbulkan tingkat pemahaman dan ingatan yang lama- Menunjukkan interes dan perhatian guru tentang keberhasilan siswa di dalam kelas.Beberapa pendekatan yang dikembangkan pada penilaian kelas di antaranya adalah:a. Berpusat pada siswa (student-centeredb. Guru sebagai profesional lebih banyak mengarahkan (teacher-directed)
c.Saling menguntungkan guru dan siswa (mutually-beneficial)
d.Bertujuan meningkatkan kualitas belajar siswa bukan dijadikan untuk bahanevaluasiatau menilai siswa (formative)e. Bersifat khas atau khusus (context-specific)f. Proses berkelanjutan (ongoing)g. Berakar dari latihan menjadi guruyang baik (rooted in good teaching practice)Teknik penilaian berbasis kelas memberikan informasi pada guru sebagai alat evaluasiyang bertujuan untuk: a. Mencekataumengetahuilatarbelakangpengetahuansiswab. Mengidentifikasiareaataukawasanyangmenimbukankebingunganc. Memberikan kemampuan pada siswa untuk menilai dirinya sendiri tentang tingkatan belajar siswad. Menentukan gaya belajar siswae. Mencapai target dan membangun keterampilan khusus Beberapa contoh teknik penilaian kelas di antaranya adalah one-minute paper, muddiest point, chaint note, dan sebagainya (lihat dalam Teknik Penilaian Kelas).
B. Penilaian Otentik
John Mueller mendefinisikan penilaian otentik sebagai bentuk asesmen dimana siswa diminta untuk menunjukkan tugas-tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (real-world task) yang menunjukkan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilannya (Authentic Assesment Tool Home Page).Di dalam penilaian otentik, penilaian seringkali berdasarkan pada performa siswa. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mereka atau kemampuan (kompetensi) di dalam situasi apapun yang sesuai dengan yang mereka hadapi. Penilaian otentik dilakukan untuk mendapat sesuatu yang bertujuan:
a).Mengembangkan respon siswa daripada menyeleksi pilihan-pilihan yang sudah ditentukan sebelumnyab.b).Menunjukkan cara berpikir tingkat tinggi (higher order thinking),c.)Secara langsung mengevaluasi proyek-proyek yang bersifat holistic atau menyeluruhd. Mensintesis dengan pembelajaran di kelase.Menggunakan kumpulan pekerjaan atau tugas siswa (portofolio) dalam jangka waktu lamaf. Memberikan kesempatan untuk melakukan penilaianberagamg.Didasarkandaricriteria yang jelas yang diketahui olehsiswah.Berhubungan erat dengan belajar di kelasi.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi pekerjaannya. Bagaimana penilaian otentik dilakukan, diuraikan sebagai berikut:1.).Mengidentifiksistandar yang akan diberikan kepada siswa2.).Mengembangkan tugas-tugas atau bentuk kegiatan (task) untuk siswa sehingga siswa diharapkan dapat menunjukkan kompetensi-kompetensi yang telah diidentifikasiatauditentukan.
3.).Mengidentifikasikarakteristikdariperformayangbaikataukriteria untuk setiap tugas atau kegiatan yang telah ditentukan serta kriteri yang akan ditunjukkan oleh siswa ketika telah menguasai seluruh standar kompetensi 4. ).Untuk setiap kriteria, dilakukan identifikasi dua atau lebih tingkat performa siswa yang dapat membedakan performa setiap siswa yang berbeda disebut rubrik.Di dalam sistem kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar yang dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan standar kompetensi lulusan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan tugas-tugas atau kegiatan (task) dan kriteria dikembangkan oleh guru sesuai dengan indikator yang disusun dalam silabus. Rubrik merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan informasi tentang kompetensi yang dicapai oleh siswa. Bentuk-bentuk rubrik yang dikembangkan oleh pusat pengembangan penilaian di antaranya berbentuk tugs-tugas proyek, unjuk kerja (performance), portofolio atau berbentuk tes tertulis seperti tes pilihan ganda, atau isian. Penilaian otentik mendorong pengintegrasian dari proses pembelajaran, proses belajar dan proses asesmen (penilaian).Di dalam model penilaian tradisional, proses pembelajaran sering dipisahkan dari proses asesmen, tes diberikan setelah pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan sudah dikuasai siswa. Di dalam model penilaian otentik tugas-tugas digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan atau keterampilan dan digunakan sebagai kendaraan untuk belajar siswa. Sebagai contoh, ketika siswa dihadapkan pada pemecahan masalahnya guru sebagai fasilitator dalam proses tersebut, dan cara siswa memecahkan masalah itu menjadi suatu penilaian tentang sejauh mana siswa mampu menerapkan konsep-konsep secara bermakna Berdasarkan uraian di atas, penilaian kelas dan penilaian otentik merupakan cara penilaian yang berbeda berdasarkan cara dan tujuannya. Penilaian kelas lebih menekankan pada peningkatan kualitas belajar siswa serta peningkatan metoda pembelajaran guru di dalam kelas dengan melakukan penilaian secara bersama-sama. Hasil penilaian tidak untuk digunakan untuk memberi penilaian kepada Siswa tetapi lebih diarahkan kepada usaha guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Sebaliknya penilaian otentik digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi yang telah ditentukan, dan hasilnya digunakan untuk menilai siswa dalam proses pembelajaran.
Di dalam kelas guru disarankan menggunakan kedua jenis penilaian, baik penilaian kelas ataupun penilaian otentik. Penilaian kelas digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan efektifitas pembelajarannya didalam kelas, sedangkan penilaian otentik dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai semua kompetensi yang telah digariskan di dalam silabus, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, apakah siswa layak untuk pindah ke tingkat yang lebih tinggi atau perlu diadakan remediasi untuk kompetensi yang belum dicapainya (mastery learning).#
Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan untuk kemajuan anak bangsa dan negeri ini







DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
http://gora.edublogs.org/2007/04/09/kompetisi-nasional-guru-inovatif-2007/
http://www.umy.ac.id/berita.php?id=323
Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN ACARA PENYAMBUTAN MAHASISWA BARU S-1 PGSD IP FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PROGRAM PELAKSANA METRO TAHUN 2009


01-02 September 2009






“WELCOME TO PGSD UPP METRO CAMPUS
FOR the S-1 new university’s STUDENT
4th GENERATION”




ORGANIZED BY:

HIMPUNAN MAHASISWA DIVISI PGSD UPP METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
















I. PENDAHULUAN
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya-lah kita diberi nikmat kesehatan sebagai kesempatan untuk dapat menjalani hari-hari yang telah direncanakan oleh Tuhan kepada kita. Sholawat seiring salam juga tak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi muhammad S.A.W yang senantiasa mengajarkan manusia untuk berbuat kebaikan di masa hidup-Nya, untuk saling mengenal dan bergaul dengan tidak pandang bulu serta selalu berusaha untuk berbuat seadil-adilnya.. Amien .
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha teliti.” (QS.Al-Hujuraat: 13)
Dalam rangka melaksanakan program kerja Seksi Bidang Harmonisasi Internal dan Paguyuban S-I dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Divisi (HiMaJIPi) PGSD UPP Metro, maka kami segenap panitia pelaksana Penyambutan Mahasiswa Baru yang telah terbentuk pada tanggal 25 juli 2009 yang lalu, mengucapkan terima kasih dan berucap syukur atas terlaksananya kegiatan penyambutan Mahasiswa Baru S-I angkatan ke-IV tahun 2009 berupa pengenalan seputar Dunia Kampus PGSD UPP Metro dan ramah-tamah yang dikemas dalam acara Buka Puasa Bersama selama dua (2) hari dengan tertib dan lancar.
1.1 Latar Belakang
Ikatan yang harmonis adalah faktor penting untuk membangun sebuah keluarga yang solid. Dalam setiap keluarga terdapat anggota-anggota keluargayang berbeda satu sama lain.








Begitupun halnya dengan keluarga S1 PGSD yang terdiri dari anggota-anggota keluarga dengan keragaman budaya dan latar belakang yang berbeda. Melihat perbedaan inilah tentu dibutuhkan harmonisasi yaitu ikatan-ikatan kekeluargaan yang tidak kaku, saling menghormati, dan saling melengkapi.
Sebuah harmonisasi ikatan kekeluargaan yang solid tidaklah berarti menyeragamkan karakter anggotanya atau saling mereduksi fungsi anggota keluarga lainnya, melainkan menghargai perbedaan, bersinergi, dan bahu membahu dengan kapasitas yang dimiliki masing-masing membentuk keutuhan keluarga. Karena kekeluargaan, kebersamaan dan kepedulian adalah wujud dari sebuah keharmonisan yang harus selalu dipupuk dan dijaga.
Untuk mewujudkan ikatan kekeluargaan PGSD yang harmonis, Himpunan Mahasiswa Jurusan ilmu Pendidikan Divisi (HiMaJIPi) PGSD UPP Metro kemudian membentuk panitia yang bertugas mempersiapkan penyambutan bagi para mahasiswa baru, angkatan 2009, membimbing dan menanamkan rasa kekeluargaan dengan harapan akan membentuk ikatan yang baik, solid, dan harmonis antara semua pihak, khususnya intern mahasiswa PGSD UPP Metro. Dan alhamdulillah rencana itu terwujud dan terlaksana dengan tertib dan lancar.

1.2 Tujuan Kegiatan
1) Menciptakan ikatan kekeluargaan SI PGSD UPP Metro yang harmonis.
2) Memupuk dan mempererat rasa persaudaraan, kekeluargaan dan solidaritas antara mahasiswa baru angkatan 2009 dengan angkatan pendahulunya
3) Memberikan motivasi bagi para mahasiswa baru baik secara moral maupun intelektual dalam peranannya sebagai mahasiswa PGSD.









4) Sebagai sarana menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ilmu pendidikan.
5) Membiasakan mahasiswa baru untuk aktif berfikir dan berkarya, serta
memiliki sikap yang kreatif dan mandiri.
6) Memperkenalkan kepada mahasiswa baru tentang lembaga kemahasiswaan yang ada PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Divisi (HiMaJIPi) PGSD UPP Metro.
7) Sosialisasi kepada mahasiswa baru mengenai Visi dan Misi HiMaJIPi PGSD UPP Metro Periode 2008/2009 dan 2009/2010.
8) Menyosialisasikan fungsi dan peran HiMaJIPi PGSD UPP Metro bagi mahasiswa baru PGSD UPP Metro.
9) Menumbuhkan semangat berorganisasi bagi kalangan mahasiswa baru.
1.3 Landasan Kegiatan
a. Pancasila dan UUD 1945
b. SK Mendikbud No.155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi
c. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
d. SK Rektor No. 133/J26/2006 tentang Konstitusi Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung.
e. Tri Dharma Perguruan Tinggi:
 Pendidikan dan Pengajaran
 Penelitian
 Pengabdian Kepada Masyarakat
f. Program Kerja Tahunan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Divisi (HiMaJIPi) PGSD UPP Metro.








1.4. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan
1. Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Persatuan dan Kesatuan
3. Budi Pekerti
4. Disiplin
5. Kreativitas
6. Mendidik dan Melatih
7. Kekeluargaan/Kebersamaan
8. Tidak ada unsur menyiksa dan balas dendam

II. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Nama Kegiatan
Sebagaimana yang terdapat dalam proposal kegiatan, nama kegiatan ini adalah “Penyambutan Mahasiswa Baru S-I angkatan 2009 guna menjalin harmonisasi Ikatan Kekeluargaan antar Mahasiswa PGSD UPP Metro Universitas Lampung”.
2.2 Tema Kegiatan
Sebagaimana yang telah tertulis dalam spanduk, Tema dari kegiatan tersebut adalah :
“WELCOME TO PGSD UPP METRO CAMPUS
FOR the S-1 new university’s STUDENT
4th GENERATION”

spanduk tersebut dipasang di pintu masuk Aula PGSD UPP Metro. Sehingga dapat dibaca oleh seluruh warga PGSD UPP Metro









2.3 Bentuk Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyambutan mahasiswa baru ini, yaitu:
1 Acara Ceremoni (Susunan Acara Terlampir)
2. Perkenalan Dosen dan Staf PGSD UPP Metro (daftar hadir terlampir)
3. Perkenalan Hima Divisi PGSD dan Organisasi Bidang (Terlampir)
4. Perkenalan Mahasiswa Baru (Daftar Hadir Terlampir)
5. Permainan in door (Bertemakan Pendidikan dan humoristik)
6. Pemilihan Pengurus Kelas, Pelatihan Kesiapan Belajar
7. Keterangan Tentang Seragam Kuliah dan Sistem Perkuliahan
8. Senam Pagi (Ayo Bersatu/Siger)
9. Bakti Sosial (Pengumpulan Sarana kebersihan kelas dan Lingkungan, gotong- royong kebersihan kelas dan lingkungan sekitar PGSD UPP Metro)
10. Penanaman Pohon mangga dan pohon sawo.
11. Pentas seni, hukuman untuk meminta maaf bagi mahasiwa/i yang terlambat.
12. Latihan Upacara dan Apel Pagi
13. Permainan out door (Bertemakan Pendidikan dan Kerjasama Team)
14. Pemilihan King and Quent,
15. istirahat………………..(Persiapan Buka Puasa Bersama Oleh Panitia)
16. Buka Puasa Bersama
17. Sholat Maghrib Berjama’ah, sholat isya dan Tarawihan.
18. Ramah-Tamah, bersih-bersih oleh panitia.
19. Penutup.










2.4 Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan tertib dan lancar selama 2 hari pada:
Hari : .selasa dan rabu
Tanggal : 01-02 September 2009
Pukul : Mulai pukul 07.00-12.00 untuk hari pertama
Pukul 06.30-12.00 untuk hari ke dua
Dilanjutkan Acara Penutupan pada pukul 16.30-19.00 sekaligus Acara Buka Puasa Bersama Panitia
Tempat :Kampus PS PGSD UPP Metro Universitas Lampung

2.5 Peserta
Mahasiswa Baru S1 PGSD angkatan 2009 yang berjumlah lebih dari 59 orang (daftar terlampir)


2.6 Susunan Kepanitiaan


Pembimbing/Penasehat : Drs. Sarengat, M.Pd (NIP 131410590)
Supotro, A.Ma.Tp (NIP 131782719)
Sutini, S.Pd (NIP 131107027)

PJ. Kegiatan : Kisno /Ketua Hima PGSD (0613053037)
Ketua Pelaksana : Maya Santika (0713053040)
Wakil Ketua : Muhammad Erdiansyah (0713053041)
Sekretaris : Citra Pitaloka (0813053020)
Bendahara : Nia Fatmawati (0713053044)










SEKSI-SEKSI


1. Seksi Acara

Koordinator : Siti Karomah (NPM 0713053053)
Anggota : 1. Nova Amalia (NPM 0813053049)
2. Arifin Ahmad (NPM 0613053008)
3. Syahri Hasan Mulya (NPM 0613053061)
4. Fitka Afrillita (NPM 0813053030)
5. Asih Tiyana (NPM 0813053002)
6. Janie Irma Suryani (NPM 0713053033)
7. Revi Maryani (NPM 0713053047)
8. Anang Suprapto (NPM 0613053005)
9. Teguh Prasetyo (NPM 0713053056)
10. Dona Irawan (NPM 0613053020)
11. Vinantika (NPM 0713053058)


2. Seksi Perlengkapan
Koordinator : Edo Dwi Cahyo (NPM 0813053007)
Anggota : 1. Heru Yuono (NPM 0713053032)
2. Enopri Bayuni (NPM 0713053025)
3. M. Zumarull Haaq (NPM 0813053047)
4. Imam Prabowo (NPM 0813053037)
5. Zahrial Yudha.P (NPM 0813053061)
6. Mardiyana.W (NPM 0813053042)
7. Pratisthita Puji L. (NPM 0813053051)
8. Agung Heri. P. (NPM 0613053003)
9. Wahyu Setiawan (NPM 0613053064)












3. Seksi Kesehatan
Koordinator : Eka Amna Dewi (NPM 0713053024)
Anggota : 1. Rhafli Kurniawan (NPM 0613053052)
2. Rika Beatris (NPM 0613053054)
3. Sihol M.B Gultom (NPM 0613053052)
4. Danti Prameswari (NPM 0713053013)
5. Nerra Deniza (NPM 0613053043)
6. Maiko Sabri Martha (NPM 0813053040)
7. Ria Susi Jumaida (NPM 0613053053)
8. Sulistia Ayuningtiyas (NPM 0613053060)

4. Seksi Humas
Koordinator : Ririn Erianti (NPM 0813053055)
Anggota : 1. Cahyadi Arino. P (NPM 0613053013)
2. Dewi Veni. As (NPM 0813053006)
3. Alif Rosyidah (NPM 0813053015)
4. Ashari Pranowo (NPM 0713053008)
5. Novita Dwi .A (NPM 0813053050)
6. Jurus Setiawan (NPM 0713053034)
7. Siddiq Dharmadi (NPM 0613053058)


5. Seksi Konsumsi
Koordinator : Aslina (NPM 0613053011)
Anggota :1. Ristiana (NPM 0713053049)
2. Yuni Mayuanti (NPM 0713053060) 3. Dewi Oktasari (NPM 0613053017)
4. Ulfa Hasanah (NPM 0613053063)
5. Sumarti (NPM 0713053055)
6. Sumarningsih (NPM 0813053058)
7. Vinda Muryaningrum (NPM 0813053012)
8. Lusi Rudiarti (NPM 0713053038)
9. Lia Komala Sari (NPM 0713053036)
10. David Van A.B. (NPM 0613053016)













Seksi Penerima Tamu
Koordinator : Melinda Gustriana (NPM 0613053039)
Anggota :1. Suci Sukmasari (NPM 0713053054)
2. Ni Wayan Ani Susanti (NPM 0613053046)
3. Annisa Kurniati (NPM 0813053018)
4. Butet Marito. P (NPM 0713053010)
5. Uswatun Khasanah (NPM 0713053057)
6. Agung Saputra (NPM 0713053003)
7. Ni Luh Gede Wahyu S (NPM 0813053048)
8. Tetin Febriana (NPM 0813053061)
9. Miramto (NPM 0613053041)


7. Seksi PubDekDok
Koordinator : Ismet (NPM 0613053034)
Anggota : 1. Reny Margaretha (NPM 0613053051)
2. Into Gusman Prasetya (NPM 0613053033)
3. Fatan Adiatma (NPM 0613053028)
4. Heidy Pratiwi (NPM 0813053035)
5. Oktarina Aristiyawati (NPM 0613053047)
6. Arif Frediyanto (NPM 0713053005)
7. Doddy Kurniawan (NPM 0713053022)
8. Rudi Nugroho (NPM 0613053050)
9. Dewi Ratnasari (NPM 0813053025)
10. Mandasari Ad’ha (NPM 0813053041)
11. Heru Setiawan (NPM 0713053031)








Jadwal Kegiatan
No. Waktu/Tanggal Acara Penanggung Jawab
1.
Selasa,01 september 2009


06.30-07.00 Persiapan Panitia PMB Si. Acara dan P.Tamu






07.00-07.30
07.30-09.00





Penertiban Mahasiswa
Pembukaan
 Pembacaan Ayat Suci Alqur’an dan Sari Tilawah
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya
 Sambutan Ketua Pelaksana
 Sambutan Ketua Umum Hima Divisi
 Sambutan Ketua UPP PGSD Metro sekaligus membuka kegiatan
 Pengenalan Dosen, Staf dan Karyawan
 Tanya jawab
 Do’a
 Penutup Si. Acara dan P.Tamu
MC: Janie Irma Surya
Teguh Prasetiyo
vinantika
Winda Maharani
Maya Santika
Kisno

Drs. Sarengat, M.Pd.

Ibu Sutini, S.Pd

Dipandu MC
Kisno
MC











09.0-12.00










Pengenalan Organisasi Hima Divisi
 Intermezzo
 Organisasi Hima dan Sub Bidang
 Perkenalan Pengurus Hima
 Perkenalan Mahasiswa Baru
 Pembagian Kelompok
 Keluar Aula
 Masuk ke kelas
 Permainan Indor
 Pembentukan Komandan Tingkat
 Pembelajaran persiapan Perkuliahan
 Pemberian Tugas Rumah
 Pengumuman-Pengumuman Siti Karomah
Arifin Ahmad & H.Yuono
Kisno
Siti Karomah
Maya Santika&D.Irawan
S. Karomah & Teguh.P
Sie Acara
Sie Acara
Arifin A & H,Yuono
D. Irawan &J.Setiawan
Jurus.S & Anang.S
Maya S , Syahri & Asih.T
Kisno & Maya.S
12.00-12.30


Ishopul (Istirahat Sholat dan Pulang) Teguh P.& Citra.P











2. Rabu, 02 september 2009

06.00-06.30 Penertiban Peserta. Si.Acara (PJ.Senam)
06.30-07.00 Pelaksanaan Senam Pagi seluruh Warga PGSD ( Kostum Olah Raga) PJ. Senam

07.00-07.30
Istirahat berkelompok di pandu oleh ketua Kelompoknya (Panitia), sekaligus pengumpulan pekerjaan rumah termasuk sarana dan prasarana kebersihan lingkungan kampus dan kelas.

Maya S. & Sie.Acara
07.30-09.30


09.30-10.00
10.00-11.30
11.30-12.00

Kegiatan Baksos di Kampus PGSD UPP Metro (kelompok masing-masing)

Istirahat dan sharing dengan kelompok yang di pandu oleh paitia.

Latihan upacara dan Apel Pagi

Istirahat, kumpul di lapangan, pengumuman-pengumuman, sholat dan pulang.
Si. Acara dan PJ. Baksos ( Syahri Hasan Mulya)

Panitia dari masing-masing kelompok

Anang.S & Jurus.S

Kisno & Maya.S

KETERANGAN: Jadwal Fleksibel sewaktu-waktu dapat berubah sesuai keadaan.


















13.30-16.00


16.00-16.30

16.30-19.00





Persiapan penutupan kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru di Aula PGSD UPP Metro

Penertiban Mahasiswa

Acara Penutupan Penyambutan Mahasiswa Baru.

Isi Acara :
 Pembukaan
 Pembacaan Ayat Suci Alqur’an beserta Sari Tilawah
 Sambutan ketua pelaksana
 Sambutan ketua umum Hima Divisi
 Sambutan Ketua UPP PGSD Metro sekaligus menutup kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru
 Intermezzo
 Pemilihan King snd Queen
 Siraman Rohani
 Doa
 Penutup
 Istirahat menjelang detik-detik Berbuka Puasa Bersama
 Berbuka Puasa Bersama

 Sholat Maghrib Berjamaah

 Untuk ikhwan di Aula
 Untuk Akhwat di Mushola
 Makan Malam Bersama
 Ramah-tamah
 Sayonara......
 Kebersihan dan Kerapihan Seluruh Panitia


D.Irawan & Teguh.Ps

Sie. Acara



MC : Janie Irma Suryani
Teguh Prasetiyo &
Yuni Mayuanti
MayaSantika
Kisno
Drs. Sarengat, M.Pd


Arifin A & H.Yuono
Kisno & Maya.S
Drs.Siswantoro, M.Pd
Kisno
MC.
Kisno & Teguh.Ps
Kisno & Teguh.Ps


Kisno & Teguh Ps
Nia dan Tika
Sie. Konsumsi (Aslina Dkk)
Panitia
Panitia
Panitia

KETERANGAN: Jadwal Fleksibel sewaktu-waktu dapat berubah sesuai keadaan.








III. ESTIMASI ANGGARAN DANA

A. Alokasi Penggunaan Dana
1. Administrasi dan Kesekretariatan
2. Konsumsi dan Kesehatan
3. Dokumentasi
4. Humas dan Transportasi
5. Dekorasi Spanduk
6. Perlengkapan
Rekapitulasi Alokasi Penggunaan Dana
A. Pengeluaran
1. Administrasi dan Kesekretariatan : Rp 55.000-,
2. Perlengkapan : Rp 150.000-,
3. Konsumsi dan Kesehatan : Rp.1.403.200,-
4. Dokumentasi : Rp 150.000-,
5. Humas dan Transportasi : Rp 50.000-,
6. Dekorasi Spanduk : Rp 350.000-,
Total Pengeluaran : Rp.1.958.200,-
B. Pemasukan
Peserta dan panitia @Rp. 10.000,- x 113 orang : Rp 1.130.000-,
Kas Hima :Rp 598.200-,
Donatur Spanduk :Rp 300.000-,
Total Pemasukan :Rp 2.028.000-,

Saldo : Total Pemasukan – Total Pengeluaran = Rp 2.028.000-,– Rp. 1.958.200,- = Rp 70.000-,









IV. PENUTUP
4.1 Uraian Penutup
Demikian proposal kegiatan penyambutan mahasiswa baru angkatan 2009 ini kami buat sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan yang akan dilasanakan. Untuk semua pihak yang memberikan dukungan, bantuan dan partisipasi, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allah swt senantiasa melindungi kita semua, sehingga acara ini dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada halangan suatu apapun, amin.

4.2 Lembar Pengesahan
1. Judul Kegiatan : “Penyambutan Mahasiswa Baru angkatan 2009 sebagai bentuk Harmonisasi Ikatan Kekeluargaan S1 PGSD UPP Metro Unversitas Lampung”
2. Ketua Pelaksana
a. Nama : Maya Santika
b. NPM : 0713053040
c. Fakultas : KIP
d. Semester : 5 B S-1 PGSD

3. Biaya Kegiatan
Pemasukan Rp. 2.028.200,-
Pengeluaran Rp. 1.958.200,-

Saldo Rp. 70.000,-

4. Jangka Waktu Pelaksanaan : Dua Hari

5. Waktu Pelaksanaan : Hari selasa dan rabu /01-02 september 2009










Metro, 03 September 2009

Hormat Kami,

Ketua HIMA Divisi PGSD UPP Metro FKIP Unila



Kisno
NPM 0613053037 Ketua Pelaksana




Maya Santika
NPM 0713053040

Sekretaris




Citra Pitaloka
NPM 0813053020

Diketahui dan di setujui oleh:

KETUA PGSD UPP METRO FKIP Unila




Drs. Sarengat, M.Pd
NIP 131410590 Ka.Ur Kemahasiswaan PGSD UPP Metro FKIP Unila




Supotro, A.Ma.Tp
NIP 131782719